Obat dan Suplemen Herbal Beracun
Pernah dengar orang mengatakan bahwa Obat dan Suplemen Herbal Beracun ?Saya pernah dengar. Bahkan katanya banyak tanaman dan tumbuhan yang dinyatakan beracun dan anehnya, ketahuannya baru sekarang. Ga dari dulu..
Okay.. apa benar demikian adanya ? Mari kita telaah dengan obyektif.
Sejak jaman dahulu, sebelum kemajuan ilmu kedokteran seperti sekarang, manusia sudah menggunakan berbagai bahan-bahan alami sebagai obat dan pencegahan berbagai macam penyakit.
"Food, or parts of food, that
provide medical or health benefits, including the prevention and treatment of
disease."
Dr. Stephen DeFelice, Foundation for Innovation in
Medicine
Pada awalnya, sebagian besar kebudayaan dalam masyarakat awal menggunakan tumbuh-tumbuhan herbal, dan hewan untuk tindakan pengobatan. Ini sesuai dengan kepercayaan magis mereka yakni animisme, sihir, dan dewa-dewi. Masyarakat animisme percaya bahwa benda mati pun memiliki roh atau mempunyai hubungan dengan roh leluhur.
Ilmu kedokteran berangsur-angsur berkembang di berbagai tempat terpisah yakni Mesir kuno, Tiongkok kuno, India kuno, Yunani kuno,Persia, dan lainnya. Sekitar tahun 1400-an terjadi sebuah perubahan besar yakni pendekatan ilmu kedokteran terhadap sains. Hal ini mulai timbul dengan penolakan–karena tidak sesuai dengan fakta yang ada–terhadap berbagai hal yang dikemukakan oleh tokoh-tokoh pada masa lalu (bandingkan dengan penolakan Copernicus pada teori astronomi Ptolomeus. Beberapa tokoh baru seperti Vesalius(seorang ahli anatomi) membuka jalan penolakan terhadap teori-teori besar kedokteran kuno seperti teori Galen, Hippokrates, danAvicenna. Diperkirakan hal ini terjadi akibat semakin lemahnya kekuatan gereja dalam masyarakat pada masa itu.
Ilmu kedokteran yang seperti dipraktikkan pada masa kini berkembang pada akhir abad ke-18, dan awal abad ke-19 di Inggris (olehWilliam Harvey, abad ke-17), Jerman (Rudolf Virchow), dan Perancis (Jean-Martin Charcot, Claude Bernard). Ilmu kedokteran modern, kedokteran "ilmiah" (di mana semua hasil-hasilnya telah diujicobakan) menggantikan tradisi awal kedokteran Barat, herbalisme,humorlasime Yunani, dan semua teori pra-modern. Pusat perkembangan ilmu kedokteran berganti ke Britania Raya, dan Amerika Serikatpada awal tahun 1900-an (oleh William Osler, Harvey Cushing).
Kedokteran berdasarkan bukti (evidence-based medicine) adalah tindakan yang kini dilakukan untuk memberikan cara kerja yang efektif, dan menggunakan metode ilmiah serta informasi sains global yang modern.
Kini, ilmu genetika telah memengaruhi ilmu kedokteran. Hal ini dimulai dengan ditemukannya gen penyebab berbagai penyakit akibat kelainan genetik, dan perkembangan teknik biologi molekuler.
Ilmu herbalisme berkembang menjadi farmakologi. Masa modern benar-benar dimulai dengan penemuan Heinrich Hermann Robert Kochbahwa penyakit disebarkan melalui bakteria (sekitar tahun 1880), yang kemudian disusul penemuan antibiotik (sekitar tahun 1900-an). Antibiotik yang pertama kali ditemukan adalah obat Sulfa, yang diturunkan dari anilina. Penanganan terhadap penyakit infeksi berhasil menurunkan tingkat infeksi pada masyarakat Barat. Oleh karena itu dimulailah industri obat. (sumber : wikipedia)
ASAL MULA OBAT HERBAL
Tumbuhan sudah digunakan sebagai obat sejak masa 3000 SM. Hal ini terbukti dari ditemukannya resep obat dari tumbuhan pada kertas papirus yang ditemukan di Mesir dan Cina. Suku-suku dari Afrika dan suku Indian pun menggunakan tumbuhan herba sebagai bagian dari ritual penyembuhan. Penelitian mengemukakan bahwa ternyata, walaupun daerah asal mereka berbeda, mereka sama-sama menggunakan tertentu untuk mengobati penyakit yang sama.
Pada abad ke-19 para ilmuwan yang telah mempelajari kimia melirik tumbuhan sebagai dasar obat. Sementara itu, ilmu pengobatan tradisional di seluruh dunia terus mempertahankan obat herbal untuk konsumen yang merasa pengobatan modern terlalu mahal.
WHO memperkirakan 80% masyarakat dunia masih menggunakan obat herbal daripada obat modern. Di Jerman, ada 700an obat yang berasal dari tumbuhan herbal yang disarankan oleh para dokter. Sedangkan di Amerika, penelitian tentang obat herbal ini meningkat drastis selama 20 tahun terakhir. Hingga saat ini, ilmu pengobatan herbal terus berkembang dengan meneliti dan menggabungkan efek tumbuhan herbal sehingga menjadi obat yang lebih efektif lagi untuk berbagai macam penyakit.
AMANKAH OBAT KIMIA UNTUK PENGOBATAN ?
Nah, setelah kita lihat di atas bahwa obat herbal maupun kimia diresepkan oleh dokter, apa efek samping obat kimia maupun obat herbal ?
Mungkin sebagian orang memilih obat kimia karena reaksinya yang begitu cepat dalam mengatasi suatu penyakit, tapi perlu anda ketahui bahwa reaksi tersebut tidaklah mengatasi penyebab penyakit tersebut melainkan hanya menekan gejala yang timbul saja tanpa menjangkau penyebab yang sebenarnya. Penggunaan obat kimia dalam jangka waktu yang lama juga akan menimbulkan penyakit baru karena banyak organ-organ tubuh yang rusak akibat obat kimia tersebut
Menurut Dr. Hiromi Shinya pada buku “The Miracle of Enzyme” tahun 2005, beliau menyebutkan bahwa semua obat-obatan baik yang menggunakan resep ataupun tidak pada dasarnya berbahaya bagi tubuh apabila digunakan dalam jangka waktu yang panjang. Sedangkan menurut Dr. John McBridge dalam penelitiannya tentang efek samping parasetamol terhadap anak yang melibatkan 520.000 anak di 54 negara, menemukan bahwa resiko peningkatan asma naik 60% pada anak berusia 6-7 tahun dan akan tiga kali lipat apabila obat tersebut dikonsumsi sebulan sekali.
Berikut adalah beberapa bahaya obat kimia yang perlu anda ketahui:
- Menimbukan gangguan pernapasan atau asma.
- Gangguan ginjal.
- Sakit pinggang.
- Menimbulkan kerusakan pada hati.
- Susah tidur.
- Merusak sel-sel tubuh.
- Ketergantungan obat kimia tertentu.
- Menimbulkan penyakit jantung.
BAHAYA OBAT HERBAL
Sekarang, mari kita telaah apa bahaya obat herbal bagi tubuh khususnya bila dipakai dalam jangka panjang.
Salah satu alasan kita memilih obat herbal biasanya adalah karena dari segi keamanan konsumsi juga karena efek samping yang relatif tidak ada, kecuali kasus komplikasi penyakit.
Sebagai bahan pertimbangan apakah obat herbal itu aman, mari kita lihat lebih lanjut penjelasan di bawah ini.
Setiap bahan / zat tertentu akan menimbulkan efek terhadap tubuh apabila dikonsumsi secara berlebihan. Tidak boleh disangkal bahwa memang untuk pemakaian dengan dosis tertentu, suatu bahan bahkan yang herbal sekalipun, berpotensi menjadi racun dalam tubuh. Untuk itulah maka kedokteran dan farmasi mengenalkan yang namanya LETHAL DOSE. Lethal Dose singkatnya berarti Dosis di mana zat tersebut menjadi racun dalam tubuh. Zat yang dianggap toksik adalah jika zat tersebut mematikan bagi tubuh apabila digunakan dengan kadar kurang dari atau sama dengan 50 mg/1 kg berat badang seseorang.
•Luar biasa
toksik : LD <5•Sangat toksik : LD 1-50•Cukup toksik : LD 50-500•Sedikit toksik : LD 500-5000•Praktis tidak
toksik : LD 5000-15000•Relatif kurang
berbahaya : LD >15000
Beberapa bahan herbal dan informasi kandungan toksiknya :
1. Ginseng
Asia (Panax Ginseng)
•LD : 5000 mg/Kg BB (Chang,
2001)
•Mengandung terpenoid
& ginsenoside
utk
meningkatkan
energi
(ergogenik),
meningkatkan
daya
pikir
(nortropik),
& mengatur
pembuluh
darah. (Hadibroto,
2007)
Jadi dengan berat badan 50kg misalnya, ginseng baru berbahaya bagi orang tersebut jika dikonsumsi dalam jumlah (5000mgx50) = 250,000 mg atau 250 gram atau 1/4 kg jika dikonsumsi sekaligus.
2. Tribulus
•LD : >10000 mg/Kg BB
•Mengandung senyawa
furanostanol
yg
mampu
memperbaiki
parameter fertilitas
(kesuburan).
•Bersifat diuretik
jadi misal berat badan seseorang adalah 60kg, maka perlu kira-kira 600 gram tribulus agar menjadi dosis yang beracun bagi tubuhnya.
Sedangkan nutrisi organik seperti gandum, barley, beras merah, ganggang, klorofil, teh hijau, daun stevia, dan lain lain relatif aman tidak mengandung potensi racun.
Berbagai obat kimia kimiapun sebenarnya meniru atau berusaha menduplikasi zat dari bahan-bahan herbal tersebut. Hambatan obat herbal diresepkan di dunia kedokteran hanyalah karena obat herbal tidak mungkin dipatenkan secara ilmiah. Ya, bagaimana mau dipatenkan, kan itu ciptaan Tuhan Sang Pencipta ? :D Jadi obat herbal hak paten nya tentu saja hanya Sang Khalik semata. Sehingga untuk bisa dipatenkan, bahan - bahan tersebut harus diduplikasi dengan bahan-bahan kimiawi.
Efek penggunaan obat herbal memanglah tidak secepat obat kimia. Tapi dengan efek samping yang relatif tidak ada dan bahkan menyembuhkan sampai ke akarnya, jelas sekali obat herbal harus jadi alternatif utama untuk pengobatan masa kini.
Demikianlah penjelasan tentang Obat dan Suplemen Herbal Beracun
Semoga bermanfaat
0 comments:
Post a Comment